Sekarang kita berada di hari menjelang akhir bulan Ramadhan.
Jika dalam permainan sepakbola, ketika dalam posisi menjelang akhir
pertandingan kita harus memastikan jika kita akan memenangkan permainan. Kita harus
memastikan jika kita sudah mencetak gol yang menjadi syarat kemenangan. Begitu pula
halnya dalam menjalani bulan Ramadhan, kita harus memastikan bahwa kita
mengakhiri Ramadhan dalam posisi sebagai seorang pemenang.
Lantas, bagaimana ciri seorang pemenang itu?
Dalam Islam, kemenangan seorang muslim ialah ketika
seseorang dapat membawa sikap taqwa, tatkala taqwa bukan lagi berbicara tentang
sesuatu yang pasang-surut—dalam satu tempat bertakwa, tetapi dalam keadaan atau
tempat lain cenderung meninggalkannya—ketika takwa sudah melekat dalam diri
seseorang, ia layak dan pantas disebut sebagai seorang pemenang.
Dalam Al-Qur’an, takwa diibaratkan sebagai pakaian. Ini merupakan
tasybih, terlihat jelas bahwa seseorang dinilai baik ketika ‘pakaian’-nya
baik, demikian pula sebaliknya.
Lantas, apakah kita layak berpredikat sebagai seorang
pemenang?
Kita sendiri yang lebih mengetahui akan jawaban dari pertanyaan
ini.
Bagaimana kualitas puasa kita?
Apa masih tentang menahan lapar dan dahaga saja? Atau bagaimana?
Bagaimana tarawih kita?
Apa masih seadanya? Sekedar berbaur untuk terlihat taat? Atau
bagaimana?
Bagaimana sikap kita terhadap sesama?
Apa sudah baik? Sudah mengajak orang berbuat baik? Atau bagaimana?
Semoga kita senantiasa berada dalam ampunan-Nya.
waLlaahu a’lam bish-shawwab.
*disarikan & telah disunting dari khutbah Ust. Yuyun
Wahyudin, S.S, M.Pd.I
Pada: Jum’at, 1 Juli 2016
Di: Mesjid Jami Al-Falah II Nagreg